vivanews/aries setiawan |
Kegemilangan Timnas dalam meraih point penuh dalam tiga laga terakhir, membuat simpati rakyat Indonesia menggebu. Rasa bangga atas prestasi Timnas sat ini ditunjukkan dengan antusiasme mereka untuk menyaksikan langsung pertandingan leg ke2 final piala AFF di GBK (Gelora Bung Karno). Sebanyak 50ribu penonton memadati loket penjualan karcis sejak 2 hari kemarin. Padahal tiket yang dijual hanya 30ribu sesuai dengan kapasitas stadion. Dari pihak panitia, selama ini sepertinya tidak ada ketegasan dalam proses penjualan tiket, akibatnya penonton yang mengantri selama berjam-jam, mulai dari subuh sampai malam, tak kunjung mendapatkan tiket. Seharusnya dengan adanya kejadian tersebut panitia dari pihk PSSI ada kesadaran untuk mengkoordinir sistem tersebut. Kekecewaan masyarakat cukup membuktikan bahwa begitu lambannya PSSI dan juga ketidak profesionalan kinerja mereka. Tak ada kejelasan mengenai kapan loket akan dibuka, adapun jam buka loket tetapi itu pun tidak sesuai kenyataannya, bisa saja molor hingga 1jam atau lebih. Lalu dengan adanya pembohongan 1 kupon yang berlaku untuk 1 tiket, tetapi faktanya 1 kupon hanya untuk 2 tiket. Jelas saja masyarakat kecewa karena tak kunjung mendapatkan tiket kategori 3, akibatnya mereka berbuat anarkis. Ribuan calon penonton merusak fasilitas stadion utama Gelora Bung Karno seperti pagar dan menginjak rumput. Padahal seperti kita ketahui menjelang final nanti stadion harus benar-benar steril dan layak pakai.
Menanggapi kejadian ini, sebaiknya pihak PSSI lebih memikirkan sistem pendistribusian tiket secara efektif, jangan hanya menjual di satu titik saja. Instropeksi diri aja, kalau panitia profesional saya yakin masyarakat juga bisa tertib, dan nggak perlu capek-capek untuk mengerahkan aparat keamanan sebanyak itu.